Senin, 24 Juli 2017

DE INHEEMSCHE MEUBELNIJVERHEID IN PONDOK PINANG : prologue


hasil meubel ukiran Pondok Pinang
sumber : Media Jaya

Judulnya kalo diterjemahin kurang lebih kek gini : industri mebel penduduk pribumi di Pondok Pinang.
just fyi aja, ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Soemanang tahun 1940.... menn ini kita 5 tahun menuju kemerdekaan...
okayy,, cekidottt dehhh bicara soal Pondok Pinangnya dilanjut yukk

Berbicara mengenai wilayah Pondok Pinang, Jakarta Selatan, kira-kira apa sih yang terbersit dipikiran kita saat ini?
Perumahan Pondok Indah kah? Atau justru lebih tahu Pondok Indah ketimbang Pondok Pinang? gak tau Pondok indah juga? Perumahan elite di zamannyaa,,,, gilss kamuu ga punya tv atau ga pernah jalan2 kalo beneran gak tau,,, :p

Atauuuu kalo ngomongin Pondok Pinang taunya mengenai tenarnya wilayah tersebut sebagai wilayah industri meubel? Tapi ko kalo sekarang dateng ke sana biasa aja ya yang jualan mebelnya,, gak terlihat khas bahwa wilayah itu emang salah satu pusat industri mebel,,,,,,gak sebanyak kek di Klender gitu? Cuma ada beberapa yang jualan mebel,,,,,Why,,,why,,,,whyyyyy,,,, 

Okayyy,,, jadi begini ceritanya,,,,,,ceritanya panjang! Udah.
Engga dongg,,, jadi ceritanya gini gengsss kenapa Pondok Pinang udah gak terlihat sebagai wilayah yang ramai dalam penjualan mebel. Kita bisa runut masalah ini ke masa di mana Indonesia lagi demam- demamnya tuh yang namanya BOM! Aslii beb ini bomnya. Taukan kejadian Bom Bali, Bom Mariot, bom-bom lainnya yang terjadi di beberapa wilayah di indonesia, wabilkhusus wilayah yang banyak bule-bule, kek Bali dan jakarta.. nahhh apa tuh hubunganya sama Pondok Pinang? ada bangett hubungannyaaa,,,justruu pengaruhnya gede bangett,,, jahat tingkat neraka deh itu yang bikin teror bom,,, gak mikirin di suatu wilayah di selatan jakarta ada yang terkena imbas atas perbuatan mereka yang jadi “pengantin” tapi gak nikah.


Jadi tuhhh berdasarkan wawancara yang Isti lakuin ke beberapa warga yang dahulunya berprofesi sebagai penjual atau pembuat mebel, mereka memiliki konsumen khusus. Konsumennya itu orang-orang asing, bule yang lagi nginep-nginep cantik bertaun-taun di Indonesia misalnya, duta-duta negara asing, pengusaha-pengusaha asing, yaa pokoknya lebule lahh... kenapa sihh masyarakat Pondok Pinang ini jualannya ke bule/orang asing,, ya udah jelas nilai jualnya lebih besar ketimbang jual ke pribumi. Misalnya nih,, berdasarkan wawancara dengan Bapak idris dan istrinya, mereka jualan kere bambu kan (tirai bambu) dengan saudara-saudaranya yang lain,,mereka tuh suka nawarin ke orang aasing gitu buat dibeli... apabila dahulu mereka biasanya jual ke asing di Kemang, semenjak ada perumahan elite di dekat kampungnya, sebut saja Pondok Indah, mereka mulai tuh tawarin ke warga asing yang mulai  banyak tinggal di Pondok indah... ... Beda lagi ceritanya ama Pak Haji Abu Bakar (beliau mantan tiga kali jadi kepala desa di wilayah Pondok Pinang, yang kemudian menunaikan haji supaya jabatannya diserahkan pada wakilnya, hehe lucu deh bapak ini), beliau langsung datang tuh ke kedutaan nawarin produknya,, alhasil beliau yang pandai desain ini mampu menjual banyak produk ukiran ke orang-orang kedutaan.


Nahh masalah muncul ketika ketidakpercayaan mulai menghampiri. Taukan gimana rasanya kalo dalam sutu hubungan sudah gak ada trust kita bakal males banget jalin ikatan,, putus aja maunya,, gitu kan,ehhehe,,,... nahh itu tuh yang terjadi sama kegiatan industri mebel di Pondok Pinang. berdasarkan wawancara sama warga lainnya juga, usaha mereka mulai meredup tatkala bom-bom yang meletus itu membuat orang-orang asing mulai banyak yang meninggalkan Jakarta misalnya. Ataupun mereka yang bertahan di jakarta tidak begitu saja dengan mudah mempersilahkan orang indonesia masuk ke rumahnya,, terdapat lapisan pengamanan, minimalada tiga, satu gukguk syalala, satpam tralala, sama cctv lilili,,,, mereka udah gak percaya lagi katanya masukin orang ‘indonesia’ mereka takut akan dibom, dll gitu... sejak masa itu orang-orang yang berjualan dan bekerja di mebel mulai berkurang dan memilih pekerjaan lain, misalnya menjadi buruh, pegawai, atau bahkan sekarang yang lagi trenn,, jadi tukang G*jek,Gr*b, Ub*r, dll.

Lalu menaggapi soal menjadi pusaat mebel, di Pondok Pinang ko bisa sampai begitu masyarakatnya menjadi pengrajin? Gimana sih asal usul mereka jadi pengrajin kayu ataupun bekerja di industri mebel?
Nahh ini nihh bahasannya akan kita uraikan berdasarkan penelitian Soemanang dan skripsinya Isti


BERLAYAR KE DEKAT PERBATASAN


Minggu sore, 14 Agustus 2016
RESAH, LELAH, GERAH, DAN TAK TERARAH
Aku masih berkutat dengan macetnya jalanan ibu kota, Jakarta, dan dalam sesak padatnya mobil tronton Angkatan Laut. Perjalanan yang begitu panjang dengan wajah langit yang kian kelam,,, ditambah acara yang juga belum kelar-kelar,,, bajuku lusuh, putih tak lagi bersih, wajahku semakin eksotis hasil terpaan sang surya selama dua hari berturut-turut (dan akan berlanjut selama 9 hari di Sungaitohor). 
Ketika waktu menunjukan pukul setengah enam sore barulah rombongan tronton Angkatan Laut tiba di kampus perjuangan orde baru,, aku dan kawan-kawan seperjuangan langsung menuju tempat penutupan di Annex,,,, penutupan yang tidak tertutuptutuptutup,, sampai hati ini mulai kembali resah, gundah dan gelisah,,,”GOD,, hayati belum packing barang untuk perjalanan selanjutnya,,,” -syedimodeon
Setelah beberapa kali gladi resik, upacara penutupanpun akhirnya berlangsung dengan tenggat waktu yang tidak begitu lama dan akhirnya penutupan pun selesai,, tapiii sepertinya selalu aja ada pengumuman lain yang seolah menghambat langkah kaki ini untuk segera pulang,,, panitia kegiatanpun berkumandang.. “ absensi diulang, karena kemarin ada yang dicoret coret,,,,,”,,, oke ngantri untuk ttd,, ttd selesai ada lagi pengumuman,,, “ untuk keperluan sertifikat,, tulis nama dan npm,,” God ini ngantri lagi,,, hmmm,,, selesai melakukan itu semua,,, akhirnya minta ijin untuk pulang duluan,, itu sudah setengah tujuh lebih,,, dan setelah pertimbangan sana sini,, akhirnya lepaaslah diri ini dari acara Latihan Kebangsaan, Kebaharian dan Kepemimpinan yang diadakan oleh PLK berkolaborasi dengan AL.
Dengan langkah gontai, cepat dan rusuh,, aku berlari menuju jalan raya,, menyetop angkot dan pulangg,,, sekitar pukul setengah delapan malam,,, tibalah di rumah,, dan bukannya melakukan packing,, diri ini harus mencuci dulu semua baju yang basah dan kotor karena pasir-pasir,, dan tentu saja belum mandi,,,,, huhuhu rasanya pengen nangis dan batalin pergi ke riau,, sudah ngantuk mau tidur,, Allah capekk bangettt itu acara yang cuma dua hari tapi full day itu,,
Tapi bukan dunia namanya kalo gak capekk,, oke,,, dikebut juga itu nyuci baju,,, padahal pake mesin cuci,, tapi baju yang melekat di badan gak bisa pake mesin cuci,baju putih, celana training kuning yang sudah kumal tak berperi harus pakai tangan suci ini nyucinyaa, Allah,,
Setelah sekitar satu jam setengah selesai nyuci jemur, mandi,,, akhirnya baru packing baju dan barang-barang,, dengan tenggat waktu pukul setengah sepuluh malam harus selesai karena harus balik lagi ke depok,,,
Setelah packing selesai, ambil barang dan keperluan di sodara,, maka pukul setengah 10 lebih 10 baru caw lagi ke depok,, dengan bawaan barang yang lebih berat dari sebelumnya,,, udah kaya mau mudik aja,,
Jam 10an sampai depok dan berkumpul dengan teman-teman untuk berangkat ke bandara bersama..
Tapi yaaa,, betenyaaa udah mah cape dan buru-buru dateng supaya ga terlambat,, ehhh ternyata beberapa teman yang di depok atau dari beberapa daerah belum juga datang, kayaa gimana gituu rasanyaaa,, kesel banget,,,
Akhirnya berangkat ke bandara jam setengah 12 malam,, dan kita gadang sampai subuh,,jam 6 pagi kita berangkat akhirnya ke riau pakai pesawat lion air,,
15 Agustus 2016, pukul 8 pagi, pesawat yang mengangkasakan kami para researcher akhirnya tiba juga di pulau sumatera, tepatnya di pekanbaru riau,,,,, dan perjalanan dilanjutkan menggunakan mobil ke pelabuhan di buton,, wooowww perjalanan ini niih yang jauhh,,, udah ngebuttt,, jalan lenglang tanpa hambatan,, tapi lamaaa bangett,, mana sepanjang jalann deretan perkebunan sawitt,, kejadian yang paling kocak adalah saat mela kebelet pipis dan supirnya malah nyaranin buat pipis di kebun sawit aja soalnya supirnya ngejar waktu untuk segera sampai di pelabuhan dan ga ada waktu nyari tempat yang ada toiletnyaa,, wakaka mela mulai terlihat tidak nyaman, tidak senang dan mungkin ingin pingsan (emhh boong deh,haha), tapi untungnya bapaknya memberhentikan mobil tidak di perkebunan sawit tapi di rumah makan pinggir jalan,, setelah mela selesai,,perjalanan kembali dilanjutkan,, dan tidak terasa sekitar 3jam menempuh perjalanan darat,, perjalanan menuju tempat penelitian dilanjutkan dengan jalur air, menggunakan kapal,, wohooo ini benar-benar perjalanan yang komplitt,, udara darat air,, berasa jadi avatar kann,,(elemen api adalah hal haram dan terlarang di wilayah ini, karena berakibat kebakaran,, apasih,, ga jelas,, skip it) hahaha
Perjalanan kapal ini juga lumayan lama,, sekitar 2jam lebih,,, dan akhirnya sampailah kami di pelabuhan desa sungai tohor,, pelabuhannya sederhana banget, Cuma tempat yang terbuat dari kayu-kayu,, terus cuma sekedar tempat naik turun penumpang udah, ga ada yang spesial,, dan sepi lagi pelabuhannya kalo kapal udah lewaat, hmmm,,
Di sini kami disambut masyarakat,, masyarakatnya baik banget nganterin kami pakai motor padahal teman kami yang sudah duluan di sana tidak memintanya,, alhamdulillah mereka memberikan kesan pertama yang sangat hangat,,
Saat naik motor dari pelabuhan ke rumah tempat kami akan menginap muncullah hewan purba nan berbahaya di tengah jalan menghadang motoor yang saya tumpangi dan dengan gagah berani bapak motornya mengusir makhluk tersebut yang sekilas pandang mata saya tampak seperti komodo,,, haloo KOMODO di sungaitohor? Ada emangnya? hMmm baru sadar kalo itu adalah biawak yang ukurannya cukup besar, hahaha,,,
Dann tadaaa pukul setengah tiga sore sampailah kami ke rumah yang akan menaungi kami selama penelitian dan rumah dari keluarga angkat kami,, wohoo itu ternyata rumah pak cik manan, salah seorang pejuang lingkungan di desanya,, mantapplah prestasi mengenai lingkungannya pak cik ini, bahkan udah ke prancis mennnn,, hebat banget kann
Okee kami akhirnya beristirahat melepas lelah sambil makan, makan ini adalah makanan dengan menu ayam terakhir yang saya dan kawan-kawan rc santap sejak masuk ke desa sungaitohor,, huhu ga akan ada lagi ayam-ayam selanjutnya di sini,, T.T
Tapi sepertinyaa istirahat tidak begitu berjalan lama,, ga tau ngapain waktu itu,, pokoknya jam 5 sore kami pergi ke rumah singgah, rumah khusus yang dibangun untuk yang datang ke desa itu dan tidak memiliki tempat tinggal, dengan posisi berdekatan dengan sanggar seni linau kuning.
Malam ini katanyanya sih jam 7 malem bada isa mau ada sambutan dari kepala desa dan kepala kecamatan, tapi acaranya cukup ngaret jam 8 lewat baru mulai, acara penyambutan dilakukan cukup sederhana di sini. Beberapa ketua rw, rt , dan tokoh masyarakat diundang. Kami para researcher satu persatu memperkenalkan diri, dan setiap perkenalan diselingi candaan dari pak camat. Setelah semua memperkenalkan diri, dan pak ades beserta pak camat memperkenalkan beberapa tokoh, pak kades juga memberitahukan bahwa rapat-rapat di desa sungaitohr selalu dilakukan malam hari karena tidak ingin menggagu waktu kerja para warga, serta dijelakan pula bahwa listrik di sini tidak full day ada, hanya pukul 6 sore sampai 12 malam, serta nanti subuh sampai jam 6 pagi baru ada lagi,, hmm sebuah tempat yang baru pertama alinya saya datangi dnegan keterbatasan listrik,,,, dan acara penyambutanpun resmi di tutup. Kami para perempuan yang tidur di rumah pak cik manan yang sekitra 2 kilo dari sana harus berjalan kaki untuk pulang dan diantar oleh para lelaki ksm,,hmm malem-malem jalan kaki di tengah deretan lahan yang tidak penuh rumah,, dan anjing-anjing berkeliaran,, cukup membuat seram juga, hihihi
Keesokan harinya, yakni tangal 16 agustus 2016, petualang dalam penelitian mulai benar-benar berjalan. Kelompok tiga yang bernama kece Scriptumsentra dan beranggotakan Puji, Yuli, Isti dan Altof (altof ga ikut, L ) mulai menapaki kaki – kaki mungil kami untuk mengelilingi desa sungaitohor,, the first place is kantor desa,, yapp di hari pertama kami mencari data-data soal kebenaran rapat-rapat yang diadaan dan kunjungan-kunjungan yang terjadi yang disebut-sebut oleh beberapa sumber internet terpercaya kan kedatangan Badan Restorasi Gambut dan beberapa kawan sejenisnya,,,, di tengah terik matarahari dan hawa panas wilayah Sumatera, aku dan puji mulai mengaluarkan alat pamungkas kami untuk menghalau silau kuning sang surya,, yapp keluarlah payung-payung unyu warna oranye (punya isti) dan payung warna hijau (punya puji), dan yuli,,, dengan bangga menantang kuning matahari dengan kuning jas almamater kampus, Jakun,, hahaha...
Perjalanan baru setengah,,, baru sampai ke rumah singgah,, capekk juga,, lelah tak terperi,,, tapi yang dekat sanggar bukan kantor desa, tapi rumah kepala desa,, hmm,, kantor desa,, kita tanya-tanya warga,, ituu de dari sini masih lurus aja,,, itu ada di dusun satu,,, oke kita jalan,, jalan aja,, ga tau ppokonya lewat lapangan besar,, yang di kemudian hari kita tau ada cerita sedihnya, hiks,,:”( ,, lagi asik jalan menyusuri lahan-lahan berpohon sagu, dan tanaman lain yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,, mohon maaf,,,,, tiba-tiba di salah satu pohon pinggir jalan,,, terjadi gerakan-gerakan yang kami yakini adalah gerakan loncatan dari beberapa makhluk,, wow itu adalah monyet-monyet yang sedang bermain-main lucu dan kegiatan asik nan menggembirakan mereka terganggu oleh kehadiran kami ini, huhuhu sedih,, maaf ya nyett,, kita hanya numpang lewat,, haha,,, setelah melewati jalan kekuasaan para monyet tibalah kami di kantor desa,,yang sepi,  hening dan mungkin kalo bukan karena tembok bertuliskan kantor desa,, seperti rumah kosong ta berpenhuni,, masuklah kami ke dalam kantor yang terbuka pintunya dan mengucap salam,, assalamualaikum,, dan muncullah seorang perempuan petugas desa yang ssndirian melihat chanel tv swasta, sebut saja trans tv dengan siaran ummat (yang baru disadari dikemudian),, kami bertanya mengenai arsip-arsip desa tentang lahan gambut ataupun sejenisnya,karena mbak nya ga tau, maka kita menunggu mbak XYZ (lupa namnya,, maafin,, tapi mba nya cantik),, pulang dari rumah penduduk... kami pun pamit dulu mau wawancara perdana ketua dusun satu yang kebetulan rumahnya hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari kantor desa,,, maka pamitlah kami pada mbak ini,,, baru sepuluh langkah keluar dari kantor desa, terlihatlah di depan kantor ini sebuah tempat yang sepertinya menarik untuk dikunjungi di tengah terik matahari yang semakin menyengat ini,,, apalagi ada sebuah termos es di depannya,, yapp sebut saja namanya warung warga dusun satu,, kami pun pergi ke sana melihat isi termos es yag ternyata berisi es-es dinginn,, dan beberapa minuman kemasan,,, kami memesan beberapa es dan beristirahat sejenak,,,selesai makan es,, tiba-tiba muncullah sepeda motor yang membawa mbak XYZ ke kantor desa,,kami pun beranjak dari warung tersebut setelah membayar kembali ke dkantor desa, tidak jadi wanacara dusun satu,,
Kami mengucap alam kembali dan msuk kantor desa,, dan mulai kembali menyampaikan maksud hati kami,, dan dengan terbuka kai dipersilahkan melihat ageda rapat yang tealh dilakukan oleh desa tersebut,, dan saat sedang asik melihat arsip desa, telinga saya menangkap samar-samar suara dari sebealah kanan atas, dan ketika menengok saya cukup kaget,, wow,,, ko tv nya nyala? ?baru ngeh ada tv dan nyala lagii,, “ohh itu kami pakai panel surya, itu ada di luar panel surnyanya” kata mba-mba yang tadi jaga sendirian.,,, ohhh saya baru ngehh,,,
Setelah melihat –melihat dan sejujurnya kurang puasa karena tidak semua kegiatan ditulis oleh orang yang sama dan tidak dibukukuna dalam satu tempat, maka kami hany dapat beberapa saja yang kami maksud,, setelah urusan ini selesai barulah kami cuss benar-benar mewawancara kepala dusun 1, ibu yuninda,,
Saat kami masuk dalam halaman rumahnya,, pintu rumahnya terbuka, dan kami mengucapkan salam,, pertama saya, “Assalamualauikum”,, tak ada jawawan, kemudian bergantian yuli dan puji, dan tetap tak ada jawaban ataupun orang yang keluar dari rumah,, tapi kami mendengar orang di dalam sedang aasik mengobrol,, akhirnya kuputuskan untuk melakukan salam settingan (bukan cuma agenda yang bisa disetting brooh),, ,, “puj, yul, hitungan ketiga kita sama-sama ucapkan salam ya”,, “iya ka”,,, sipp deh,, “yukkk satu dua tiga”,, “ASSALAMUALAIKUMMM”,,, krik krik krik,, yang di dalam tetap saja mengobrol,, salam setingan ini dilaknat mungkin ya,,.ampunikamu yawlohh :(,,,. tapi kami coba lagi salam setingan kami,,, dan tetap saja tak ada yang keluar, akhirnya kami duduk sebentar di gazebo rumah kepala dusun ini,, saat sedang menyusun yang setingan-setingan kembalii,, eh sendalnya yuli putus,, padahal baru katanya,, hmmm yul yul baru salam setingan udah kena azab ya,, ehh ups,, haha,,. Tak mau menyerah karena tidak ada jawaban, akhirnya kami kembali mengucap salam dengan agak lebih keras dan bersemangat,,, dan setelah beberapa saat pembicaraan di dalam rumah terhenti,, hening dan muncullah sosok itu, sosok ibu-ibu yang adalah kepala dusun disertai sang ratu,, ibunya ibu dusun..
Kami mengutarakann maksud kami dan ibunya welcome banget,, kami dipersilakan masuk dan mulailah wawancara perdana nan eksklusif dari kami,,,, masih agak kaku sih kami bertanya nya, dan karena baru memulai wawancara mungkin agak grogi juga sehingga pertanyaan masih terasa baku dan formal,,
Akhirnya wawancara selesai, kami pamit,, namun sebelum kami kembali menjelajahi dusun,, kami kembali ke warung warga dusun satu untuk membeli sendal baru untuk yuli,,, dan melakukan evaluasi wawancara tadi, hal apa yang harus dan tidak harus dilakukan di wancara berikutnya,, oke, sip selesai,, kami caw kembali mencari responden yang telah ditentukan,, dan tujuan kami saat itu adalah tokoh masyarakat, yaitu Wak Nong yang katanya tidak begitu jauh, dan berada di dusun dua,, wahh ternyata cukup jauh,,, tetapi akhirnya kami sampai juga di rumah wak nong, kami mengucap salam, namun tidak ada jawaban,, dan kamipun akhirnya kembali ke rumah kami,, melewati jalan yang berbeda dengan yang kami lewati siang tadi,, kami melewati dusun satu dan dusun dua dari sudut yang berbeda,, dan inilah perjalanan yang sulit,, selain panas, dan jauh,, godaan terberat adalah banyaknya pohon rambutan berderet sepanjag halaman rumah penduduk, yang berbuah lebat, merah dan sepertinya memanggil untuk dipetik dan dimakan,, hmm sedih bangett hanya bisa melihatnya saja,,
Di tengah perjalanan kami menuju rumah,, kami bertemu teman kami, rohman si tengil dan faris si tengil 2,, dua sejoli yang sedang berada di kedai sagu ka rinI yang nanti kami beri nama baru, yaitu kedai awkarin...kami berbincang mengenai penelitian hari pertama, dan setelah itu kami bersama pergi ke rumah tempat para perempuan menginap.. sesampainya di rumah, ternyata sudah banyak teman-teman kami yang juga telah pulang, kami bercerita sedikit tentang perjalanan kami,, dan kamipun masuk rumahh melepas penatt,,, dan kamipun kembali diundang untuk menghadiri acara pengukuhan paskibra kecamatan Tebing Tinggi Timur..
Seperti biasa kami berjalan kembali dari rumah pak cik manan ke sanggar, pakai jakun, selepas magrib.. dan di acara pengukuhan ini adalah malam yang cukup kocak,, di mana tiap peserta paskibra ditanya identitasnya oleh pak camat, disertai asal sekolah, ttl, asal desa, nama orang tua, cita-cita, kadang ditanya juga nma desa,, dan pokoknya hal-hal kocak lain yang ditanyakan atau dilontarkan oleh pak camat pada tiap peserta sehingga warga dan kami terus tertawa sepanjang malam,,
Setelah acara pengukuhan selesai yang terbilang cukup larut malam, akhirnya kami para peniliti ke rumah singga untuk evaluasi hari pertama penelitian,, yang sejujurnya saya kurang antusias karena ngantuk,, huhuh, setelah selesai evaluasi kami kembali ke rumah pak cik tengah malam.. dan hari pertamapun done,,,,
Hari-hari berikutnya cukup berjalan dengan baik dan seperti bisa kami kelompok three musketir berjalan kembali menyusuri jalan-jalan yang cukup rapi penataannya dengan membawa peralatan penting, yaitu payung, kamera, kuisioner dan alat tulis.. dan petualangan mencari pejabat-pejabat warga kembali dimulai..
Objek penelitian kami yang tergolong mudah untuk ditemukan ini ternyata mengalami bebeapara hambatan, seperti faktor tempat para pejabat yang berjauhan, ketiadaan alat transportasi, serta personel penlitian yang berjumlah dua sampai tiga orang yang melakukan penelitian. Tapi masalah terbesar saya dalam perjalanan mencari responden adalah begitu lebatnya buah rambutan yang ada di pohon dengan kondisi setiap rumah punya pohon rambutan.
Hal ter-enggak banget yang saya alami selama di sungaitohor adalah kejadian pengintipan di  kamar mandi wanita yang berada di luar rumah tempat kami menginap. Pada saat itu saya sedang mandi sekitar pukul 8 malam dan belum lama saya masuk (lagi sampoan) terus teman dari luar ketuk-ketuk pintu “ yang di dalem cepat keluar” saya kira itu adalah tanda kalo saya terlalu lama di kamar mandi tapi saya belum lima menit ada di dalam,, terus saya jawab “bentar baru masuk”,, terus ada ketukan lagi “ ada orang di luar”,, terus saya panikk,, saya ke sudut kamar mandii,, terus suasana heningg,,,”guyssss” saya bersuara,, tapi krik krik krik di luar sana,,, waduhh mana mata saya mulai pedih karena sampoo,,, “guysss” masih krik-krik,, lalu tak lama muncullah suara-suara di luar ada suara teman-teman, ibu dan pak cik manan,, lalu saya buru-buru menyelesaikan mandi saya dan segera keluar,,, ternyata teman saya saat sedang antri kamar mandi lihat sorot lampu senter berada di belakang kamar mandi,, aduhhh saya takut jadi korban pengintipan,, tapi saya merasa tidak terintip karena memposisikan diri dengan baik dan benar di kamar mandii,, (semoga saja T.T)
The last day in desa sungaitohor is the best moment ever! Kami diberi acara perpisahan yang begitu mengesankan, kami dipotongkan kambing yang didapat masyarakat karena mampu menutup PT LUM. Hidangan khas sagu diberikan pada masyarakat sungaitohor dan para researcher. Semua elemen masyarkat berkumpul,, nyanyi-nyanyi bareng sampe tengah malam,,, senang, haru, dan sedih bercampur aduk, gak kerasa kalo besok saya dan teman-teman akan meninggalkan tempat ini. Terlalu banyak cerita dan kenangan yang gak bisa dilukiskan yang sudah kami lalui di sini selama 10 hari,, dan terlalu banyak kebaikan yang diberikan masyarakat sungaitohor pada kami yang tak bisa kami balas satu persatu,,
Meranti Membara
Ini nihh cerita terenggak kedua,, jadi kami, three musketir yang sudah buat ppt penelitian untuk di presentasikan di kabupaten meranti tidak jadi presentasi, sedih bangett,,, karena pada saat itu meranti sedang dalam keadaan gawat,, terjadi pembunuhan! Huahuahua ngerii kann,,, usut p
unya usut ternyata itu pembunuhan dikarena cinta segitigaa,,, what the titttttt (sensorr)..
flash back,,,
the treee musketir sedang berjalan di tengah panasnya udara dan terik matahari desa sungaitohorr,,mereka berjalan menuju tiga tempat terencana. 1 kantor desa, 2 kantor camat, 3 kedai ka rini. Tapi hanya satu misi mereka, yaitu LISTRIK. Yappp saat itu kami sedang mengerjakan laporan penelitian dan PPT untuk dipresentasikan, tapi karena baterai laptop sudah mendekati ajal membuat kami kami harus hunting listrik di manapun tempatnya selama masih dalam radius kaki kami mampu melangkah. Maka pilihan kami jatuhlah pada kedai ka rini. Di kedai ini ka rini memiliki panel surya untuk memasok listrik bagi kebutuhan kedainya, dan dengan baik hati kak rini memperbolehkan kami menggunakannya, ohh so sweet bangett,, dan di situ juga ada kelompok lain yang ikut charge laptop n hp,, huhuhuhu...
tapi dalam masalah ngecharege dengan mengandalkan sinar matahai juga kurang greget karena beberapa kali awan-awan putih dan elok di angkasa sana dengan manisnya menghalangi sinar matahari untuk mencpai panel maka dapat dibayangkanlah mati nyala mati nyala,,,, uurrgghhhh Tuhannn ingatkan hamba betapa harus bersyukurnya hamba tinggal di Pulau Jawa

the last thing i wanna say is Terima kasih saudara kami yang berada di dekat perbatasan negara dan tetaplah menjadi pejuang lingkungan!