Senin, 24 Juli 2017

DE INHEEMSCHE MEUBELNIJVERHEID IN PONDOK PINANG : prologue


hasil meubel ukiran Pondok Pinang
sumber : Media Jaya

Judulnya kalo diterjemahin kurang lebih kek gini : industri mebel penduduk pribumi di Pondok Pinang.
just fyi aja, ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Soemanang tahun 1940.... menn ini kita 5 tahun menuju kemerdekaan...
okayy,, cekidottt dehhh bicara soal Pondok Pinangnya dilanjut yukk

Berbicara mengenai wilayah Pondok Pinang, Jakarta Selatan, kira-kira apa sih yang terbersit dipikiran kita saat ini?
Perumahan Pondok Indah kah? Atau justru lebih tahu Pondok Indah ketimbang Pondok Pinang? gak tau Pondok indah juga? Perumahan elite di zamannyaa,,,, gilss kamuu ga punya tv atau ga pernah jalan2 kalo beneran gak tau,,, :p

Atauuuu kalo ngomongin Pondok Pinang taunya mengenai tenarnya wilayah tersebut sebagai wilayah industri meubel? Tapi ko kalo sekarang dateng ke sana biasa aja ya yang jualan mebelnya,, gak terlihat khas bahwa wilayah itu emang salah satu pusat industri mebel,,,,,,gak sebanyak kek di Klender gitu? Cuma ada beberapa yang jualan mebel,,,,,Why,,,why,,,,whyyyyy,,,, 

Okayyy,,, jadi begini ceritanya,,,,,,ceritanya panjang! Udah.
Engga dongg,,, jadi ceritanya gini gengsss kenapa Pondok Pinang udah gak terlihat sebagai wilayah yang ramai dalam penjualan mebel. Kita bisa runut masalah ini ke masa di mana Indonesia lagi demam- demamnya tuh yang namanya BOM! Aslii beb ini bomnya. Taukan kejadian Bom Bali, Bom Mariot, bom-bom lainnya yang terjadi di beberapa wilayah di indonesia, wabilkhusus wilayah yang banyak bule-bule, kek Bali dan jakarta.. nahhh apa tuh hubunganya sama Pondok Pinang? ada bangett hubungannyaaa,,,justruu pengaruhnya gede bangett,,, jahat tingkat neraka deh itu yang bikin teror bom,,, gak mikirin di suatu wilayah di selatan jakarta ada yang terkena imbas atas perbuatan mereka yang jadi “pengantin” tapi gak nikah.


Jadi tuhhh berdasarkan wawancara yang Isti lakuin ke beberapa warga yang dahulunya berprofesi sebagai penjual atau pembuat mebel, mereka memiliki konsumen khusus. Konsumennya itu orang-orang asing, bule yang lagi nginep-nginep cantik bertaun-taun di Indonesia misalnya, duta-duta negara asing, pengusaha-pengusaha asing, yaa pokoknya lebule lahh... kenapa sihh masyarakat Pondok Pinang ini jualannya ke bule/orang asing,, ya udah jelas nilai jualnya lebih besar ketimbang jual ke pribumi. Misalnya nih,, berdasarkan wawancara dengan Bapak idris dan istrinya, mereka jualan kere bambu kan (tirai bambu) dengan saudara-saudaranya yang lain,,mereka tuh suka nawarin ke orang aasing gitu buat dibeli... apabila dahulu mereka biasanya jual ke asing di Kemang, semenjak ada perumahan elite di dekat kampungnya, sebut saja Pondok Indah, mereka mulai tuh tawarin ke warga asing yang mulai  banyak tinggal di Pondok indah... ... Beda lagi ceritanya ama Pak Haji Abu Bakar (beliau mantan tiga kali jadi kepala desa di wilayah Pondok Pinang, yang kemudian menunaikan haji supaya jabatannya diserahkan pada wakilnya, hehe lucu deh bapak ini), beliau langsung datang tuh ke kedutaan nawarin produknya,, alhasil beliau yang pandai desain ini mampu menjual banyak produk ukiran ke orang-orang kedutaan.


Nahh masalah muncul ketika ketidakpercayaan mulai menghampiri. Taukan gimana rasanya kalo dalam sutu hubungan sudah gak ada trust kita bakal males banget jalin ikatan,, putus aja maunya,, gitu kan,ehhehe,,,... nahh itu tuh yang terjadi sama kegiatan industri mebel di Pondok Pinang. berdasarkan wawancara sama warga lainnya juga, usaha mereka mulai meredup tatkala bom-bom yang meletus itu membuat orang-orang asing mulai banyak yang meninggalkan Jakarta misalnya. Ataupun mereka yang bertahan di jakarta tidak begitu saja dengan mudah mempersilahkan orang indonesia masuk ke rumahnya,, terdapat lapisan pengamanan, minimalada tiga, satu gukguk syalala, satpam tralala, sama cctv lilili,,,, mereka udah gak percaya lagi katanya masukin orang ‘indonesia’ mereka takut akan dibom, dll gitu... sejak masa itu orang-orang yang berjualan dan bekerja di mebel mulai berkurang dan memilih pekerjaan lain, misalnya menjadi buruh, pegawai, atau bahkan sekarang yang lagi trenn,, jadi tukang G*jek,Gr*b, Ub*r, dll.

Lalu menaggapi soal menjadi pusaat mebel, di Pondok Pinang ko bisa sampai begitu masyarakatnya menjadi pengrajin? Gimana sih asal usul mereka jadi pengrajin kayu ataupun bekerja di industri mebel?
Nahh ini nihh bahasannya akan kita uraikan berdasarkan penelitian Soemanang dan skripsinya Isti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar